Twitter
Google plus
Facebook
Vimeo
Instagram

Fluid Edge Themes

Blog

Home  /  Sistem ERP   /  ERP Keamanan Siber: Mengapa Keamanan Siber Krusial untuk Sistem ERP?
erp keamanan siber

ERP Keamanan Siber: Mengapa Keamanan Siber Krusial untuk Sistem ERP?

ERP Keamanan Siber: Mengapa Keamanan Siber Krusial untuk Sistem ERP? – Di era digital yang serba terhubung ini, Enterprise Resource Planning (ERP) telah menjadi tulang punggung bagi banyak organisasi. Sistem terintegrasi ini mengelola berbagai proses bisnis krusial, mulai dari keuangan, sumber daya manusia, rantai pasokan, hingga hubungan pelanggan. 

Namun, seiring dengan meningkatnya ketergantungan pada ERP, muncul pula tantangan signifikan terkait keamanan siber. Mengabaikan aspek ini dapat berakibat fatal, menyebabkan kerugian finansial, reputasi yang tercoreng, hingga terganggunya operasional bisnis secara keseluruhan.

Mengapa Sistem ERP Menjadi Target Utama Serangan Siber?

Daya tarik sistem ERP bagi pelaku kejahatan siber sangat jelas. Di dalamnya tersimpan lautan data sensitif dan berharga, termasuk informasi keuangan perusahaan, data pelanggan, kekayaan intelektual, dan detail operasional yang vital. Keberhasilan serangan terhadap sistem ERP dapat memberikan akses ke informasi rahasia ini, memungkinkan penipuan, pencurian identitas, sabotase, hingga pemerasan.

Selain itu, kompleksitas sistem ERP dan integrasinya dengan berbagai aplikasi lain juga menciptakan potensi celah keamanan. Konfigurasi yang tidak tepat, pembaruan perangkat lunak yang tertunda, atau kurangnya kesadaran keamanan di kalangan pengguna dapat menjadi pintu masuk bagi ancaman siber.

Ancaman Keamanan Siber yang Mengintai Sistem ERP

Berbagai jenis serangan siber dapat menargetkan sistem ERP, di antaranya:

  • Serangan Ransomware: Pelaku mengenkripsi data dalam sistem ERP dan meminta tebusan untuk mengembalikannya. Dampaknya bisa sangat merugikan, menghentikan operasional bisnis dan menyebabkan kerugian finansial yang besar.
  • Serangan Phishing dan Social Engineering: Upaya untuk menipu pengguna agar memberikan informasi sensitif seperti kredensial login, yang kemudian dapat digunakan untuk mengakses sistem ERP secara ilegal.
  • Serangan Malware: Penyusupan perangkat lunak berbahaya ke dalam sistem ERP yang dapat mencuri data, merusak sistem, atau memberikan akses jarak jauh kepada penyerang.
  • Serangan Insider: Ancaman dari dalam organisasi, baik disengaja maupun tidak disengaja, seperti penyalahgunaan akses, kebocoran data oleh karyawan, atau kesalahan konfigurasi oleh administrator.
  • Serangan SQL Injection: Eksploitasi kerentanan dalam basis data ERP untuk mencuri, memanipulasi, atau menghapus data.
  • Serangan DDoS (Distributed Denial of Service): Upaya untuk melumpuhkan sistem ERP dengan membanjirinya dengan lalu lintas jaringan palsu, sehingga pengguna yang sah tidak dapat mengaksesnya.

Strategi Keamanan Siber Komprehensif untuk Sistem ERP

Mengamankan sistem ERP memerlukan pendekatan berlapis dan berkelanjutan. Berikut beberapa langkah penting yang perlu diimplementasikan:

  1. Penilaian Risiko Keamanan: Identifikasi aset kritikal dalam sistem ERP, potensi ancaman, dan kerentanan yang mungkin ada. Hasil penilaian ini akan menjadi dasar untuk mengembangkan strategi keamanan yang tepat.
  2. Implementasi Kontrol Akses yang Ketat: Batasi akses ke data dan fungsi sensitif hanya kepada pengguna yang berwenang. Gunakan prinsip least privilege, di mana pengguna hanya diberikan akses yang diperlukan untuk menjalankan tugas mereka.
  3. Penguatan Otentikasi dan Otorisasi: Terapkan mekanisme otentikasi yang kuat seperti multi-factor authentication (MFA) untuk memverifikasi identitas pengguna. Pastikan sistem otorisasi yang tepat diterapkan untuk mengontrol apa yang dapat dilakukan pengguna setelah mereka berhasil masuk.
  4. Pembaruan dan Patching Rutin: Terapkan pembaruan keamanan dan patch perangkat lunak ERP secara teratur untuk mengatasi kerentanan yang baru ditemukan.
  5. Implementasi Firewall dan Sistem Intrusion Detection/Prevention (IDS/IPS): Lindungi jaringan dan sistem ERP dari akses yang tidak sah dan deteksi aktivitas mencurigakan.
  6. Enkripsi Data: Enkripsi data sensitif baik saat disimpan (at rest) maupun saat ditransmisikan (in transit) untuk mencegah akses oleh pihak yang tidak berwenang.
  7. Pencadangan dan Pemulihan Bencana (Backup and Disaster Recovery): Lakukan pencadangan data ERP secara teratur dan uji prosedur pemulihan untuk memastikan bisnis dapat pulih dengan cepat jika terjadi insiden keamanan.
  8. Pelatihan dan Kesadaran Keamanan: Edukasi karyawan tentang ancaman siber, praktik keamanan terbaik, dan kebijakan keamanan perusahaan terkait penggunaan sistem ERP.
  9. Pemantauan dan Analisis Log: Pantau aktivitas sistem ERP secara terus-menerus dan analisis log untuk mendeteksi potensi ancaman atau aktivitas yang mencurigakan.
  10. Keamanan Aplikasi: Pastikan aplikasi pihak ketiga yang terintegrasi dengan sistem ERP juga memiliki standar keamanan yang tinggi.

Kesimpulan

Keamanan siber bukan lagi sekadar pelengkap, melainkan bagian integral dari pengelolaan sistem ERP yang efektif. Investasi dalam strategi keamanan yang komprehensif adalah investasi dalam keberlangsungan dan kesuksesan bisnis di era digital ini. 

Dengan mengadopsi langkah-langkah proaktif dan berkelanjutan, organisasi dapat secara signifikan mengurangi risiko serangan siber dan melindungi aset digital paling berharga mereka yang tersimpan dalam sistem ERP. Mengamankan jantung bisnis digital berarti mengamankan masa depan perusahaan.

Sumihai Teknologi Indonesia (STI) merupakan Salah satu konsultan dan vendor ERP di Indonesia yang siap memberikan solusi dari kebutuhan sistem ERP terbaik untuk Anda. Anda dapat berkonsultasi tentang sistem ERP yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan Anda kepada kami.

Post a comment

WhatsApp Chat
Send via WhatsApp